Jumat, 06 Maret 2015

Siapapun Dia Aku Ikhlas Menerima Asalkan Bener-Benar Terbaik Untukku

                Aku remaja 15 tahun, seperti remaja-remaja lainnya aku sudah beberapa kali menjalani hubungan percintaan. Suka pada sesorang adalah hal yang wajar, begitu pula aku. Sudah beberapa kali menyukai sesosok laki-laki. Mudah mencinta tetapi sulut melupakan, itulah aku. Tetapi yang ini lain, aku kenal, aku tidak suka dan rasanya biasa-biasa saja.

                Beberapa bulan berlalu entah apa yang terjadi membuat aku menyukainya, aku berpikir dalam hati apakah aku benar-benar suka atau hanya pelarian semata. Dan sekian lama berlalu ternyata aku benar-benar menyukainya, seorang pria sebaya denganku dengan paras yang biasa-biasa saja. Entah apa yang membuat aku menyukainya. Tapi inilah cinta, perasaan kagum pada seseorang yang tidak diketahui apa penyebabnya.

                Delapan bulan berlalu dan aku menjalin sebuah hubungan dengannya, dia mencintaiku dan aku mencintainya. Hari-hari kami selalu bahagia setiap pagi mendapat selamat sapaan selamat pagi dan waktu akan tidur mendapat sapaan selamat tidur. Hubungan kami berjalan sudah 7 bukan dan biasa-biasa saja, namun setelah itu ada sesuatu hal yang membuat kami bertengkar dan akhirnya membuat hubungan kami berakhir.

                Aku sangat mencintainya, aku ingin dia kembali padaku. Tapi apadaya semuanya sia-sia semua perjuanganku hanya dipandang sebelah mata. Kita berteman baik tetapi 17 bulan kemudian kita menjalin hubungan cinta kembali. Dia bukan sesosok orang yang aku kenal 3 tahun lalu, sekarang berubah, entah apa yang membuatnya berubah. Dulu dia sangat mencintaiku tapi  sekarang bilang sayang aja nggak pernah. Dia selalu mengantarkanku kemana aku pergi dan membantu aku saat ada kesulitan. Sekarang aku banyak kesulitan dia tidak mau membantu.

                Apa yang salah denganku? Mengapa dia seperti itu sifatnya berubah tidak seperti dulu lagi. Yang ada kala susah dan senang. Dia hanya ada saat senang dan saat aku sedang mengalami kesusuhan dia menghilang. Apakah ini karma karena aku dulu sering tidak menghiraukan orang-orang yang sayang dan peduli sama aku? Entahlah aku juga tidak tahu.

                Yang jelas besok-besok jika aku mencintai sesorang kepribadian itu juga penting, bukan karena semata-mata karena cinta bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Sekarang aku hanya berharap semoga Tuhan mengirimkan laki-laki yang pantas untuk aku, walaupun tidak tampan fisik tapi kaya hati. Aku tidak menunjuk siapa orangnya yang aku inginkan, aku akan menerima siapa saja yang Allah kirimkan untuk mendampingi hidupku nanti, bagaimanapun keadaannya aku rela dan ikhlas asalkan dia benar-benar jodoh yang terbaik untukku.

Karya : Oktavia Safitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar