Senin, 02 Maret 2015

Cinta Itu Memang Buta

Nama ku Rani, aku gadis berusia 16 tahun yang dari usia 10 tahun aku tidak bisa meelihat dunia lagi, karena kecelakaan yang merenggut fungsi Mataku. Beruntung teman-teman di komplek perumahanku banyak mau berteman denganku walau fisikku tak sempurna, walau aku buta aku sering berjalan-jalan sama teman-teman menikmati Udara Pagi hari, walau aku tak bisa menikmati indahnya dunia tapi aku masih bisa merasa embun pagi.


Saat sedang asyik bercerita dengan teman-temanku tiba-tiba mereka berkata “Raa itu ada cowok ganteng liatin kita aduh unyu banget sih” aku hanya tersenyum kecil sambil membayangkan wajah tampan lelaki itu.
Esok pagi aku pergi sendirian dengan membawa tongkatku untuk meraba jalan, sudah lelah aku bejalan aku hendak mencari bangku di sekitar situ tiba-tiba ada lelaki Menuntun ku untuk duduk di bangku daerah taman, “kamu siapa?” tanya ku dia hanya diam “aku tanya kamu siapa?” dengan nada kesal aku bertanya lagi “aku dari kemaren sudah memperhatikanmu bersama teman-temanmu, kenalkan aku Dedie” jawabnya sambil menjabat tanganku tapi aku tak menghiraukan dia. “nama kamu siapa gadis cantik?” goda dedie “a..aa aku Rani” jawabku terbata entah kenapa jatungku berdebar-debar.
Singkat cerita lama-lama kami menjadi teman, tapi aku berharap tak sekedar teman karena aku menyukainnya tapi aku takut dia tak mau menerima ku apa adanya. Saat Weekend tiba dia mengajakku jalan, tepat pukul 19:30 Wib dia menjemputku, lalu ia menuntunku naik ke motornya. Setelah sampai dan kami makan santai tiba-tiba dia menggenggam tanganku “Rani ada yang ingin ku sampaikan” tanyanya “katakanlah, aku ingin mendengarnya” jawabku “kurasa selama ini aku menyukaimu aku merasa nyaman di sampingmu, aku jatuh cinta akan dirimu” ucapnya. Aku terdiam dan melepas genggaman tangannya. “haa a..aa.aa aku juga menyukaimu walau aku tak bisa melihat wajahmu tapi aku minder karena aku tak bisa melihat aku takut, kau takkan mau denganku” jawabku “aku akan Menjadi Matamu, Membantumu Menuntunmu, mungkin akan ku beri bola mata ini untukmu agar bisa kau lihat lagi dunia ini” ucapnya, kalimat yang membuatku tersenyum malu. “aku mencintaimu Dedie” ucapku “aku juga mencintaimu” balasnya.
Sejak saat itu Hari-hari ku diwarnai akan Dedie. Sampai saatnya berita datang bahwa akan ada yang medonorkan mata untukku, singkat cerita aku dioperasi dan dirawat selama itu aku tak ditemani dedie. Sampai saatnya aku bisa melihat dunia lagi orang pertama yang ingin ku lihat adalah dedie.
Setelah aku melihatnya di kamar rawat aku menangis mendengar kabar dari dokter bahwa mata untuk aku melihat adalah mata dia, dan sekarang dia Buta tapi dia senang sudah memberikan hadiah yang berharga untukku, sebelum operasi dia meninggalkan surat untukku
“sayang, aku sudah janji aku menjadi matamu atau memberi mata ini untuk kau melihat dunia indah ini, aku mencintaimu jaga baik-baik mataku ya sayang” sambil menangis aku membacanya dan memeluk tubuh dedie yang terbaring di rumah sakit. Saat itu aku yang merawatnya dan kami Hidup Bahagia.
Cerpen Karangan: Gustia Rani
Facebook: Gustia Rani Tanjung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar